Legislator Dorong Peningkatan Standar Keselamatan Pasca Ambruknya Mushola Ponpes Al Khoziny

Jakarta – Anggota Komisi VIII DPR RI, Dini Rahmania, menyoroti pentingnya aspek keselamatan dalam pembangunan gedung di lingkungan pesantren, menyusul ambruknya bangunan musala tiga lantai di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

Dini menekankan bahwa proses perizinan pembangunan fasilitas pendidikan keagamaan sebaiknya tidak hanya fokus pada administratif, tetapi juga memastikan standar keselamatan terpenuhi.

“Saya mendorong Kementerian Agama, khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, untuk tidak lagi mengesampingkan aspek teknis keselamatan,” kata Dini.

Ia juga menekankan perlunya Sertifikat Laik Fungsi (SLF) sebagai syarat wajib, sesuai Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, agar setiap bangunan pesantren aman dan layak digunakan.

Menurut Dini, tragedi ini seharusnya menjadi pelajaran penting bagi semua pihak terkait, agar pengawasan pembangunan sarana dan prasarana pesantren diperketat.

“Pondok bukan sekadar tempat belajar, tetapi rumah kedua para santri. Penting bagi kita untuk memastikan bangunan aman, layak, dan memenuhi standar,” tambahnya.

Pengawasan dan Regulasi

Komisi VIII DPR berkomitmen mengawal penguatan regulasi serta pengawasan pembangunan pesantren, agar peristiwa serupa tidak terulang. Dini juga menyampaikan apresiasi kepada tim Basarnas, BNPB, BPBD, Tagana, tenaga medis, dan relawan yang berperan dalam proses evakuasi korban.

“Pengorbanan dan dedikasi mereka adalah bentuk nyata kasih sayang dan kemanusiaan yang tak ternilai,” ujarnya.

Kronologi Singkat

Bangunan musala tiga lantai tersebut ambruk saat digunakan untuk beribadah pada Senin (29/9/2025). Tim SAR gabungan menyebut penyebab utama adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban.

Dari proses evakuasi, 157 orang berhasil diselamatkan, dengan 104 orang selamat dan masih beberapa menjalani perawatan medis. Sementara korban meninggal tercatat 53 orang, termasuk lima yang ditemukan dalam kondisi body part. Hingga 5 Oktober 2025, tim DIV Polda Jatim telah mengidentifikasi delapan korban.

Let us know what you think in the comments!

SHARE

Created with © systeme.io